
Dari Elim ke Sion:
Awal mula Jemaat Sion Anutapura
Berdirinya Gereja Toraja Jemaat Sion Anutapura Palu diawali dengan adanya pertambahan anggota jemaat di Jemaat Elim Palu tersebar diberbagai wilayah di Kota Palu.
Sehingga ada inisiatif dari beberapa tokoh jemaat
(orang-orang tua) yang ada di wilayah Tatura untuk berkomitmen membangun cabang kebaktian di Wilayah Tatura dengan diawali Kebaktian Sekolah Minggu yang pertama di rumah Kel. Bpk. Poloin Rengga, BBA pada bulan Juli 1975 dan beliau diberi tugas oleh pengurus Sekolah Minggu Jemaat Elim Palu sebagai
koordinator pengasuh Sekolah Minggu.

Pertumbuhan Jemaat Tatura dan Awal Pembangunan Sekolah Minggu
Dalam perkembangan selanjutnya jumlah anak Sekolah Minggu semakin bertambah seiring perkembangan jumlah Anggota Jemaat yang ada di wilayah pelayanan Tatura, maka disepakati membuka tempat ibadah Sekolah Minggu di rumah Kel. Bpk. B. Pither (alm), waktu terus berjalan dan jumlah anggota jemaat semakin bertambah / berkembang di wilayah Tatura, maka oleh Majelis Gereja Toraja Jemaat Elim Palu merencanakan / memprogramkan pembangunan Gedung Sekolah Minggu. Tindak lanjut dari rencana tersebut maka diadakan rapat di rumah Bpk. B. Pither (alm) pada bulan Mei 1979 dengan membentuk Panitia Pembangunan Sekolah Minggu di wilayah pelayanan Tatura

Pembentukan Panitia Pembangunan Gereja
Kemudian melalui Rapat Majelis Gereja Toraja Jemaat Elim Palu pada tanggal 5 Juni 1982 diputuskan bahwa Panitia tersebut di atas ditingkatkan statusnya menjadi Panitia Pembangunan Gedung Gereja Cabang Kebaktian dan Sekolah Minggu wilayah Tatura yang Struktur Kepanitiaannya sama dengan Panitia tersebut di atas namun personilnya pada unit Pembantu Umum ditambah yaitu Bapak Frans Bandaso (alm) dan seluruh anggota Jemaat Elim Palu wilayah Tatura.

Peletakan Batu Pertama
Dalam perkembangan selanjutnya kegiatan pembangunan gedung gereja dimulai dengan PELETAKAN BATU PERTAMA oleh bapak Pdt. Andarias Kabanga, S,Th pada tanggal 5 Agustus 1982 yang diawali dengan Ibadah dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai berdirinya GEREJA TORAJA JEMAAT SION ANUTAPURA PALU, walaupun saat itu masih berstatus cabang kebaktian.

Menjadi Jemaat yang mandiri
Kemudian dalam Sidang Klasis Donggala ke- 36 di Gereja Toraja Jemaat Bethel Motou Palolo pada tanggal 17 Oktober 1987 diputuskan bahwa Cabang Kebaktian Tatura didewasakan menjadi Jemaat yang mandiri dengan nama JEMAAĞ¢
SION ANUTAPURA PALU dengan jumlah anggota 140 KK.
Pemanggilan Pendeta Pertama
Melalui Sidang Majelis Gereja pada tanggal 17 Februari 1988 diputuskan untuk segera memanggil pendeta Jemaat.
Untuk maksud tersebut Majelis Gereja mengirim surat dengan nomor 12/JSA/III/1988 tanggal 06 Maret 1988 ke Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, dan jawaban dari surat tersebut Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja menyetujui dan mengirim nama Pdt. Matius Tandiappang, B.Th. yang pada saat itu adalah
Pendeta di Jemaat Ebenheizer Omu Klasis Donggala. Berdasarkan hal tersebut di atas serta setelah melalui proses administrasi sebagaimana diatur dalam Tata Gereja Toraja maka Pdt. Matius Tandiappang, B.Th. memulai pelayanannya di Jemaat Sion Anutapura Palu pada tanggal 5 Maret 1989.
Pentahbisan Gedung Gereja
Dalam perkembangan dari status Cabang Kebaktian menjadi Jemaat yang dewasa dan mandiri dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa Jemaat Sion Anutapura Palu melaksanakan PENTAHBISAN GEDUNG GEREJA pada tanggal 13 Oktober 1989 yang dirangkaikan dengan Pembukaan Sidang Klasis Donggala
ke-37 dimana Jemaat Sion Anutapura Palu diberi tanggung jawab sebagai Jemaat Penghimpun. Dalam Sidang Klasis tersebut telah diputuskan bahwa Jemaat Sion Anutapura Palu kembali diberi tanggungjawab menjadi Jemaat Penghimpun pada pelaksanaan Sidang Sinode Wilayah IV yang ke-12 tahun 1991 dan Puji Tuhan
Persidangan Wilayah tersebut berlangsung dengan baik di Jemaat Sion Anutapura Palu.